PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA
Oleh:
1. Maryani, S.Kep., Ners.
2. Linda hayati, S.Kep.,Ners

Memasuki era 5.0 tentu media sosial menjadi salah satu media yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dan media sosial sudah hidup secara berdampingan dan tidak dapat dipisahkan, sebab melalui media sosial siapapun yang tersambung dengan aliran internet dapat mendapatkan informasi yang tak terbatas. Media sosial telah menjadi sebuah forum tempat bertukarnya pikiran penggunanya. Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) (2018) mengungkapkan bahwa sebagian besar pengguna internet di Indonesia berasal dari kelompok usia muda. Survei dilakukan kepada pengguna usia 19–34 tahun dengan jumlah sekitar 49,52% dari total pengguna dan mahasiswa merupakan populasi terbesar dalam rentang usia tersebut.
Usia remaja menjadi periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di masa ini terdapat perubahan dan perkembangan fisik, emosi, serta beberapa hal lainnya yang berhubungan dengan persiapan menuju masa kedewasaan. Penggunaan sosial media yang dilakukan secara terus menerus mampu menimbulkan beberapa dampak terhadap proses pertumbuhan remaja. Kondisi emosi serta mental para remaja di usia ini masih belum stabil, sehingga sangat rentan untuk dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsinya melalui media sosial. Tak jarang paparan media sosial yang terjadi secara terus menerus justru menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan remaja, seperti kecemasan sosial serta stres. Tingginya pemakaian media sosial bisa mengakibatkan kecanduan yang akhirnya mengakibatkan timbulnya masalah psikis.
Media sosial juga sudah memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya cara pandang. Terdapat pula perbedaan cara pandang antara perempuan dan laki-laki dalam menggunakan media sosial. Perempuan yang memiliki sifat lebih perasa, umumnya akan menggunakan media sosial sebagai tempat untuk berbagi informasi serta membagikan konten mengenai kehidupan sehari-harinya, sementara laki-laki cenderung menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mencari berbagai informasi. Perbedaan lainnya juga terdapat pada emosional dari perempuan dan laki-laki, perempuan dikenal lebih emosional daripada laki-laki, sehingga saat menggunakan media sosial pun perempuan lebih mudah untuk mendapatkan serangan psikis dibanding laki-laki.
Intensitas dalam menggunakan media sosial sehari-hari juga sangat penting untuk diperhatikan agar tidak menimbulkan kecanduan bermain media sosial. Remaja yang mengalami kecanduan bermain media sosial akan lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial sehingga waktunya untuk melakukan interaksi dengan keluarga, teman bahkan kerabat lainnya menjadi lebih sedikit, yang berarti akan mengarah pada mengecilnya lingkaran sosial dengan kuantitas yang menurun dan membuat tingkat stress menjadi lebih tinggi. Situasi seperti inilah yang dapat menimbulkan depresi pada remaja. Selain itu kecanduan media sosial juga menjadi suatu kondisi gangguan psikologis yang umumnya terjadi akibat kurangnya kegiatan produktif di kehidupan serta ketidak pandaian individu dalam mengontrol dirinya dan memanajemen waktu. Jika seseorang mengalami kecanduan, maka ia akan sulit terlepas dari hal tersebut membuat orang tersebut kurang mampu untuk mengendalikan dirinya sendiri dalam hal melakukan kegiatan tertentu yang disukainya.
Penggunaan media sosial yang dilakukan secara berlebihan dan tidak tepat mampu memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental remaja. Kemudahan dalam menyampaikan sesuatu di media sosial terkadang digunakan secara kurang bijak oleh beberapa orang sehingga mampu menimbulkan dampak kepada pengguna lainnya, terutama remaja. Fenomena cyberbullying serta beberapa konten kurang mendidik lainnya juga mampu mempengaruhi kondisi psikis remaja yang masih belum stabil dan akhirnya berdampak pada depresi. Meskipun demikian media sosial juga akan memberikan manfaat yang baik apabila digunakan secara bijak, oleh karena itu tetap dibutuhkannya peran orang tua dalam mengawasi serta membina para remaja agar bisa menggunakan media sosial sebagaimana mestinya demi menghindari terjadinya gangguan pada kesehatan mental remaja.
Leave a Reply