MEMANFAATKAN MOMENTUM RAMADHAN UNTUK BERHENTI MEROKOK
Sebagian besar para pecandu rokok berharap bisa berhenti merokok. Tetapi kenyataanya banyak yang gagal untuk berhenti, dengan berbagai alasan. Tak dipungkiri bahwa menghentikan kecanduan nikotin adalah berat, karena sifat adiktifnya yang sangat kuat, sehingga para perokok yg berhenti akan mengalami “sakaw” , suatu kondisi yang sangat tidak nyaman pada fisik dan mental, yang karenanya mereka menjadi tidak peduli lagi jika kesehatan dan nyawanya terancam. Sebetulnya kerugian tak hanya pada diri sendiri, tetapi berimbas pada keluarga, teman kerja, dan lingkungan. Karenanya banyak yang merasa sangat menyesal atas perilaku bodohnya mencicipi rokok di masa awal merokok.
Bagi kaum Muslimin ada suatu momen yang sangat baik untuk menjadi titik awal berhenti merokok, yaitu ketika tiba bulan Ramadhan yang mewajibkan puasa dan tidak merokok. Ketika di waktu lain para perokok gagal untuk berhenti, anehnya sebagian besar mereka berhasil merokok ketika berpuasa. Ini semua terjadi karena ada niat dan keingingan yg begitu kuat untuk tidak merokok selama berpuasa, setidaknya dalam waktu 14 jam, dan dalam waktu 30 hari. Suatu prestasi luar biasa yang patut diapresiasi.
Dari kejadian selama puasa ini sebetulnya bisa diambil pelajaran berharga, bahwa pada dasarnya setiap pecandu rokok bisa dan mampu berhenti merokok, asalkan mempunyai motivasi yang cukup kuat, disertai dukungan dari orang-orang terdekat. Motivasi adalah modal pertama dan utama untuk memutus suatu kecanduan.
Di era digital seperti sekarang jika para pecandu rokok ingin benar-benar berhenti merokok, mereka bisa dengan mudah searching ataupun googling. Bisa mencari dan memilih teknik serta cara apapun yg disukai untuk berhenti merokok, bisa juga mengambil contoh dari testimoni para pecandu rokok yg telah berhasil berhenti.
Harus disadari bahwa kesehatan diri anda adalah sebuah investasi dan amanah dari Tuhan Sang Maha Penyayang, yang sangat luar biasa, yang harus dijaga untuk bisa tetap menjadi manusia yang sehat, produktif, dan bermanfaat bagi lingkungannya, sebagai manusia pribadi, kepala keluarga, atau sebagai khalifah pengatur dunia.
Essy Yumidiansi
( Humas-Iwan )
Leave a Reply