SELF BLAMING
(Disarikan dari berbagai sumber)
DEFINISI
Self-blaming adalah menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Bahkan, tidak sedikit pula yang menyebutnya sebagai pelecehan emosional tertinggi dan paling toxic.
Bila dilakukan terus-menerus, self-blaming justru menghambat kemampuan anda, melangkah maju ke depan, dan untuk berkembang.
Self-blaming biasanya dilakukan saat sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau tak sesuai harapan anda. Anda merasa bahwa kegagalan atau masalah yang muncul ini merupakan kesalahan dan tanggung jawab anda seorang diri.
Hal ini bisa disebabkan oleh kurang mampunya seseorang untuk memaafkan rasa bersalah pada diri diri sendiri. Biasanya, self blaming ini memiliki rentetan peristiwa yang diawali dengan kejadian yang tidak diinginkan menimpa diri sendiri maupun orang lain. Terlebih lagi orang lain yang dimaksud tersebut merupakan orang terkasih dan disayangi. Hal ini disebut sebagai negative event yang kejadiannya bisa dipicu kelalaian maupun hal yang di luar kendali.
Self blaming juga bisa mengarah pada perlakuan menyakiti diri sendiri secara emosional dan tidak wajar. Padahal, hal ini sangat tidak baik untuk kesehatan mental dan emosional.
PENYEBAB SELF BLAMING
-1) Karena standar yang ditetapkan oleh diri sendiri tak sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
-2) Beranggapan bahwa sesuatu yang sedang dilakukan menjadi tanggung jawab diri sepenuhnya dan bisa dikendalikan 100%. Ingat, banyak hal-hal di luar kontrol yang seringkali mempengaruhi proses dan hasil akhir.
-3) Adanya karakter diri secara personal dan lingkungan sekitar yang toxic. Beberapa di antaranya bisa saja cenderung lebih dominan untuk menyalahkan diri dibandingkan yang lainnya. Atau lingkungan yang terus-terusan.
Cara mengelola supaya tidak menimbulkan masalah emosional maupun psikologis.
1. MENANAMKAN MINDSET YANG TEPAT.
Maksudnya adalah mindset bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan. Beberapa di antaranya hanya bisa diusahakan, namun untuk hasil akhirnya banyak hal di luar kendali yang bisa mempengaruhi.
Dari sini kita bisa menyadari bahwa ada perbedaan antara tanggung jawab dengan hasil akhir yang tidak seharusnya terlalu dikhawatirkan. Cobalah menerima bahwa hal-hal yang di luar kontrol merupakan suatu hal yang lumrah. Tidak seharusnya diri merasa bisa mengendalikan segala sesuatunya, termasuk hasil akhir yang akan terjadi.
2. MENYADARI PERUBAHAN EMOSI
Banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan self blaming atau menyalahkan diri sendiri. Oleh sebab itu, penting untuk menyadari setiap perubahan emosi yang terjadi dalam diri.
Apabila mendapati ada gejala untuk menyalahkan diri sendiri atas hasil di luar kendali, maka segera berikan afirmasi positif pada diri. Jika masih kesulitan dengan ini, maka bisa meminta bantuan teman atau orang terdekat.
3. MELATIH SELF COMPASSION
Sering disebut sebagai rasa welas asih pada diri, supaya tindakan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan bisa berangsur hilang.
Pahamilah bahwa orang pertama yang seharusnya bersikap baik terhadap dirimu adalah dirimu sendiri. Selain itu, terimalah setiap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri. Jangan terpaku kepada penilaian orang lain terhadap diri karena pada dasarnya setiap orang terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
4. MENEMPATKAN DIRI DI LINGKUNGAN YANG KONSTRUKTIF DAN POSITIF
Tidak bisa dipungkiri, circle yang dijalani dalam keseharian sangat mempengaruhi cara bersikap dan berpikir. Maka, jika merasa berada pada circle yang toxic, segeralah keluar.
Sebaliknya, carilah lingkungan yang bisa membangun emosi positif dan pandangan yang lebih baik terhadap suatu hal.
(Hum-Iw)
Leave a Reply