MENCEGAH KEPIKUNAN DINI
(Disarikan dari berbagai sumber)
Masyarakat menganggap kepikunan/ demensia identik dengan lansia, tapi perlu dipahami bahwa sebetulnya pikun bukanlah proses yang normal pada usia lanjut. Pikun merupakan masalah kesehatan serius yang akibat kerusakan sel-sel otak sehingga kemampuan komunikasi antar sel-sel tersebut terganggu. Kepikunan dicirikan dengan : berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan memahami sesuatu, serta menurunnya kecerdasan mental.
Jika pikun dibiarkan saja, maka kemampuan otak orang tersebut akan semakin melemah dan berisiko mengalami alzheimer, yang ditandai dengan kehilangan memori, kesulitan berpikir dan memecahkan masalah, bahkan kesulitan berbahasa. Selain itu, orangtua yang pikun biasanya juga akan mengalami depresi, sering marah-marah, kesulitan bersosialisasi, bahkan bisa berhalusinasi. Ia pun jadi tidak mampu hidup sendiri dan bergantung pada bantuan orang lain.
Pikun bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan melatih otak.
1. Gaya hidup sehat
• Berolahraga secara rutin
• Kurangi berat badan berlebih
• Cukupi kebutuhan tidur
• Kelola stres dengan baik
• Rutin memeriksakan kesehatan
• Berhenti merokok
• Makan makanan sehat, seperti ikan, daging ayam, sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan
• Konsumsi suplemen multivitamin lengkap
2. Latihan otak
• Bermain teka-teki silang
• Belajar berhitung
• Biasakan menulis
• Teratur membaca
• Pelajari sesuatu yang baru
• Cobalah rute baru dan gambarlah peta jalan
• Memecahkan teka-teki
• Bermain permainan kata
• Pelatihan memori
3. Bersosialisasi
Bergabung dengan jaringan sosial, Bersosialisasi dengan baik, Aktif secara sosial.
Pikiran positif Selalu penasaran, Berpikiran positif.
4. Menghindari cidera kepala, karena di dalam kepala ada otak sebagai organ penting terkait kemampuan berpikir, aktifitas mental, dan emosi
5. Aktivitas Spiritual
Aktivitas ibadah dipercaya memiliki peran yang cukup signifikan dalam menjaga dan meningkatkan fokus otak, serta menjaga kesehatan mental. Jadi, orangtua bisa mengisi waktunya dengan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan rohani agar kemampuan otaknya tidak menurun. Selain itu, kegiatan berpuasa juga terbukti bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sel-sel otak.
(Hum-Iw)
Leave a Reply