ECT DALAM PENYEMBUHAN GANGGUAN MENTAL
( Disarikan dari berbagai sumber )
ECT ( Electro Convulsive Therapy ) merupakan prosedur yang dilakukan di bawah anestesi umum. Dilakukan dengan cara arus listrik bertegangan kecil dialirkan ke otak untuk memicu kejang singkat.
Terapi ECT dapat memicu perubahan kimia di otak yang dengan cepat memulihkan gejala kesehatan mental tertentu. Terapi ini menjadi pilihan ketika pengobatan lain tidak berhasil.
Di Amerika Serikat, Electro Convulsive Therapy telah digunakan 70% pada pasien gangguan Bipolar dan 17 % pada pasien Skizofrenia resisten terhadap psikofarmaka. Sedangkan di Indonesia masih belum terdapat data yang valid mengenai penggunaan Electro Convulsive Therapy.
Alasan Diperlukannya Terapi ECT :
Terapi ini dilakukan untuk memengaruhi sistem saraf pusat pada pasien dengan gangguan mental. Kondisi ini akan memberikan efek kejang dengan cara mengalirkan arus listrik daya lemah ke area lobus temporalis.
ECT dapat memberikan efek penyembuhan yang cepat dan signifikan pada gejala parah dari beberapa kondisi mental. Beberapa kondisi mental yang dimaksud, antara lain:
• Depresi berat, terutama bila disertai dengan penyangkalan
dari kenyataan (psikosis), keinginan untuk bunuh diri, atau
menolak untuk makan.
• Depresi yang resistan terhadap pengobatan, termasuk yang
tidak membaik dengan obat-obatan atau perawatan lain.
• Mania berat, yaitu ketika mengalami keadaan euforia intens
atau hiperaktif yang umumnya terjadi sebagai bagian dari
gangguan bipolar.
Tanda-tanda mania lainnya, termasuk gangguan pengambilan
keputusan, perilaku impulsif yang berisiko, penyalahgunaan
zat, dan psikosis.
• Catatonia yang ditandai dengan kurangnya gerakan, gerakan
cepat atau aneh, kurang berbicara, dan gejala lainnya. Ini
terkait dengan skizofrenia dan gangguan kejiwaan tertentu
lainnya.
• Agitasi dan agresi pada penderita demensia yang mungkin
akan sulit diobati dan bisa berdampak negatif pada kualitas
hidup.
Terapi ini kompetensi Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa ( Psikiater ) dan juga Dokter Anestesi.” Hal ini agar risiko yang yang muncul dari terapi kejang ini tidak berbahaya bagi pasien.
Risiko Terapi Kejang Listrik
Layaknya prosedur medis lainnya, terapi ini juga memiliki beberapa risiko. Tetapi, umumnya tidak parah. Terkait resiko dan kontra indikasi bersifat sangat teknis, maka sebaiknya para pasien membicarakan kepada dokter yang akan menanganinya. Dan dokter selalu mempertimbangkan tindakan medis untuk para pasiennya bilamana keuntungan yang didapatkan pasien jauh lebih besar dari pada kerugiannya.
Leave a Reply