W A H A M
-DEFINISI
Waham atau delusi adalah kondisi ketika seseorang memiliki keyakinan kuat terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bahkan, keyakinan tersebut tidak bisa diubah meski sudah dibuktikan salah dengan fakta-fakta.
Sebagai salah satu jenis gangguan kesehatan jiwa dimana penderitanya tidak bisa membedakan antara realita dan imajinasi, sehingga mereka kerap meyakini atau berperilaku sesuai dengan hal-hal yang ada di dalam pikirannya.
Delusi sering kali muncul bersamaan dengan halusinasi ( gangguan persepsi inderawi ), di mana kedua gejala tersebut merupakan bagian dari gangguan psikotik. Salah satu gangguan psikotik yang paling lazim ditemukan adalah skizofrenia.
-PENYEBAB
Belum diketahui secara pasti apa penyebab seseorang mengalami delusi. Namun, terdapat beberapa kondisi atau faktor yang diduga dapat memicu delusi, di antaranya sebagai berikut.
Faktor genetik: Seseorang yang memiliki keluarga, terutama keluarga inti, dengan riwayat gangguan delusi atau gangguan mental lainnya dinilai lebih berisiko mengalami kondisi serupa.
Faktor biologis: Gangguan atau kelainan pada bagian otak yang berfungsi untuk mengatur proses berpikir (lobus frontal) dan persepsi (lobus parietal) diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan delusi.Selain itu, ketidakseimbangan neurotransmitter (senyawa kimia dalam otak yang berfungsi sebagai penghantar pesan dari dan ke sel saraf di sistem saraf pusat) pada otak juga menjadi salah satu faktor risiko gangguan delusi.
Faktor psikologis: Trauma atau stres berkepanjangan dipercaya dapat memicu seseorang mengalami gangguan delusi. Selain itu, individu yang kerap mengisolasi diri dan menjauh dari lingkungan sosial juga lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Faktor lingkungan: Dalam beberapa kasus, seseorang yang menderita gangguan delusi juga dapat memicu orang lain untuk mengalami hal serupa. Kondisi ini dapat terjadi pada sekelompok individu yang tinggal bersama dan jarang bersosialisasi dengan orang lain.
Faktor kondisi medis: Kondisi medis tertentu, seperti gangguan psikotik, gangguan suasana hati, postpartum psychosis, demensia, atau penyakit Parkinson diketahui dapat menimbulkan gejala berupa delusi.
-GEJALA DELUSI
Pada dasarnya, delusi adalah kondisi yang dapat menimbulkan gejala beragam sesuai dengan jenisnya. Untuk lebih jelasnya, sejumlah gejala umum dari masing-masing jenis delusi adalah sebagai berikut.
Grandiose : Kondisi yang membuat penderitanya memiliki harga diri sangat tinggi serta menganggap bahwa mereka merupakan orang yang berbakat, berpengaruh, dan sangat dibutuhkan oleh orang lain.
Persecutory : Kondisi ketika seseorang memercayai bahwa dirinya sedang diperlakukan secara tidak adil atau merasa ada orang lain yang berusaha untuk mencelakainya.
Erotomania : Ditandai dengan keyakinan kuat bahwa ada seseorang yang sedang jatuh cinta padanya, padahal kenyataannya tidak. Bahkan, seseorang dengan kondisi ini juga dapat berperilaku obsesif, posesif, hingga mengganggu privasi orang yang dianggap sedang mencintainya.
Jealous : Kondisi yang membuat seseorang meyakini bahwa pasangannya sedang bersikap tidak setia.
Bizarre : Jenis gangguan delusi yang menyebabkan penderitanya meyakini hal-hal yang tidak wajar dan tidak masuk akal. Contohnya, penderita waham bizzare memiliki keyakinan jika dirinya bisa tembus pandang.
Somatic : Gangguan mental yang membuat seseorang meyakini jika dirinya memiliki cacat fisik atau sedang menderita penyakit tertentu.
Waham nihilistik : Pemikiran keliru yang menyebabkan seseorang percaya jika dirinya sudah meninggal dunia. Kondisi ini membuat penderitanya tidak peduli lagi dengan lingkungan di sekitarnya.
Mixed : Kondisi ketika penderitanya mengalami beberapa jenis gangguan delusi secara sekaligus, namun tidak ada yang lebih mendominasi dari yang lainnya.
DIAGNOSIS DELUSI
Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan wawancara medis dengan pasien (anamnesis) atau dengan keluarga dan kerabat pasien (alloanamnesis) untuk mengetahui keluhan, riwayat kesehatan, dan riwayat penyakit keluarga pasien. Bisa juga melakukan skrining kesehatan mental Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) yang bertujuan untuk mengukur berbagai aspek kepribadian, yang meliputi kecenderungan psikologis, emosi, dan perilaku.
CARA MENGATASI DELUSI
Pada dasarnya, delusi adalah gangguan jiwa yang dapat ditangani secara psikologis yang dapat dilakukan untuk menangani delusi adalah psikoterapi, terapi keluarga, terapi perilaku kognitif, dan penggunaan obat-obatan. Secara umum, dan lain sebagainya.
OBAT-OBATAN UNTUK MENANGANI GANGGUAN DELUSI ADALAH :
Antipsikotik tipikal: Jenis obat yang bekerja dengan cara memblokir reseptor dopamin D2 pada semua jalur dopaminergik pada sistem saraf pusat untuk meredakan gejala delusi. Antipsikotik tipikal merupakan generasi pertama obat antipsikotik.
Antipsikotik atipikal: Bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar neurotransmitter dalam otak, seperti dopamin, noradrenalin, asetilkolin, dan serotonin untuk mengendalikan gejala delusi. Antipsikotik atipikal merupakan generasi kedua obat antipsikotik.
Tranquilizer: Digunakan untuk meredakan gangguan panik dan gangguan tidur yang kerap dialami oleh penderita gangguan delusi.
Antidepresan: untuk mengendalikan perubahan dan gangguan suasana hati.
(Hum-Iw)
Leave a Reply