SALAH URAT …
JANGAN DIPIJAT !!!
AHLI FISIOTERAPI RS. Ernaldi Bahar Prov. Sumsel, Irma Yani, A.Md.FT,SKM mengatakan bahwa jika terjadi cidera sendi ( Sprain / Strain ) baru (akut ) atau secara umum dikenal sebagai salah urat, terkilir, atau keseleo tidak boleh langsung dipijat atau diberikan obat obatan yang bersifat panas, misalnya balsam, koyok, dll. Karena perlakuan pengobatan yang salah ini justru akan menyebabkan perusakan jaringan lebih lanjut dan meningkatkan terjadinya proses peradangan yaitu bengkak, nyeri, teraba panas, memerah, dan sendi sulit digerakkan, dan tentu saja proses kesembuhan menjadi lebih lama.
Adapun prosedur pertolongan pertama dan pengobatan yang benar adalah derngan PRICE
PRICE merupakan singkatan dari Protection, Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain, dan memar). Metode terapi PRICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera, yaitu antara 48 sampai 72 jam segera setelah cedera terjadi.
P = PROTECTION
Potection adalah upaya melindungi sendi yang cidera dari provokasi yang menyebakan cidera berulang
R = REST
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera adalah:
1. Mencegah cedera lebih lanjut
2. Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera hilang, atau hingga 48 jam.
I = ICE
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
· Membatasi pembengkakan
· Mengurangi nyeri
· Mengurangi spasme otot
Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi, kemudian ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung es tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera selama 15 – 20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama 24 jam pertama setelah cedera.
C = Compression
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari PRICE. Aplikasi kompresi dilakukan dengan melilitkan elastic verban/pembalut elastik pada bagian cedera, yaitu dengan meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat melakukan pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri. Pembebatan/pembalutan dimulai dari bawah ke atas dengan tekanan yang konsisten. dengan menutup seluruh area cidera.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.
E = Elevation
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya akumulasi atau pooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan hingga pembengkakan menghilang.
( Humas-Iwan)
Bersama : Irma Yani Elpianti, Heropratomo
Leave a Reply