PERGUNAKANLAH ANTI BIOTIK SECARA RASIONAL, KARENA RESISTENSI BISA MENGANCAM JIWA
Dewasa ini semaikin banyak masyarakat awam mengobati diri sendiri, mencari obat sendiri, tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dan salah satu obat yang digunakan adalah jenis antibiotik. Padahal penggunaan obat tidak sesederhana yang dipahami kebanyakan orang, bisa bermanfaat tetapi penggunaan yang salah bisa menyebabkan mudhorat dan membahayakan jiwa.
Antibiotik atau seringkali disebut anti mikroba, adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu.
Resistensi, secara umum bisa diartikan sebagai kebal, mampu bertahan, tidak mempan, atau tidak bisa dibunuh dan dihentikan perkembangbikannya atau aktifitasnya. Penggunaan antibiotik bisa menyebabkan bakteri yang menjadi targetnya justru beradaptasi dengan obat-obatan dan menjadi makin sulit untuk dibunuh. Bakteri bisa menjadi resisten terhadap antibiotik melalui beberapa cara. Misalnya karena gen bakteri mengalami perubahan atau bakteri mendapat gen yang resisten terhadap obat dari bakteri lain. Kondisi ini lambat laun dapat mengancam kemampuan tubuh dalam melawat penyakit infeksi. Jadi, semakin lama dan semakin sering antibiotik digunakan, maka antibiotik semakin tidak efektif dalam melawan bakteri.
Penggunaan antibiotik yang tidak benar bisa mengakibatkan resistensi pada bakteri. Resistensi terhadap antibiotik yang paling buruk adalah berdampak kematian. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi jika pada diri pasien yang membutuhkan pengobatan dengan antibiotika, tetapi ternyata antibiotik tersebut tidak lagi mampu mematikan dan menghentikan aktifitas bakteri penyebab penyakit di tubuhnya, dalam arti penyakit tak bisa dihentikan, pengobatan gagal dan tidak mampu menyelamatkan, tentu saja tak tertutup kemungkinan menyebabkan kematian pasien
Mengutip dari dr. Anis Karuniawati, Ph.D., SpMK(K), Sekretaris Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) mengatakan bahwa memang resistensi antibiotik bisa sebabkan kematian.
dr. Anis menjelaskan bahwa resistensi antibiotik disebabkan karena bakteri tidak lagi dapat dimatikan dengan antibiotik, sehingga mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi. Akibatnya dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.
“Karena penyakit infeksinya disebabkan oleh bakteri yang tidak bisa diatasi dengan antibiotik yang tersedia, maka itulah yang bisa menyebabkan kematian,” ungkap dr Anis yang juga menjabat sebagai pengurus pusat Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PMKI) dan staf pengajar FKUI.
Bakteri akan menjadi resisten dengan cepat jika pemakaian antibiotik tidak sesuai aturan, sehingga menyebabkan penyakit sulit disembuhkan dan penyebaran sulit dihentikan. Jika jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik semakin banyak, ragam prosedur medis seperti transplantasi organ, kemoterapi, pengobatan diabetes, dan operasi besar menjadi sangat beresiko. Efek dari kondisi ini, pasien harus menjalani perawatan yang lebih lama dan menanggung biaya perawatan yang lebih mahal.
Penggunaan dan pengendalian antibiotik sudah diatur melalui Permenkes No 8 Tahun 2015, yang mengatur setiap rumah sakit diwajibkan memiliki tim PPRA dan menerapkan program-program pengendalian antibiotik.
Resistensi antibiotik saat ini menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Sekitar 700 ribu kematian di seluruh di dunia disebabkan oleh hal ini. Bahkan, para ahli kesehatan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setuju bahwa jika tidak ada upaya yang tepat dalam pencegahan, maka resistensi antibiotik akan mengakibatkan sekitar sejuta kematian secara global setiap tahun pada tahun 2050.
Kiat aman minum obat antibiotik :
– Selalu minum antibiotik sesuai dengan anjuran dokter.
– Selalu membeli jumlah antibiotik sesuai yang diresepkan dokter.
– Selalu menghabiskan antibiotik yang diberikan dokter, bahkan jika kondisi Anda sudah membaik.
– Selalu minum obat dengan dosis yang tepat dan pada waktu yang tepat.
– Jangan pernah mengulang resep obat antibiotik.
– Jangan pernah minum antibiotik yang diresepkan untuk orang lain atau memberikan antibiotik yang Anda miliki ke
orang lain, karena kebutuhannya mungkin saja tidak sama.
– Selalu beri tahu dokter jika Anda mengonsumsi obat lain, suplemen, dan herbal.
– Menyampaikan keluhan yang muncul selama menggunakan antibiotik kepada dokter.
Leave a Reply