OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD)
Ilustrasi : dalam waktu satu jam sudah ketiga kalinya Shanty bolak balik masuk ke kamar untuk merapikan sprei tempat tidurnya. Dia selalu merapikan tempat tidurnya berulang kali meski sudah rapi. Pada mulanya orang tua Shanty menganggapnya hal biasa saja, tetapi makin lama kebiasaan itu makin mengganggunya. Gara-gara kebiasaan itu, Shanty sering terlambat ke sekolah
Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang mendorong penderitanya untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang. Tindakan tersebut ia lakukan untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya.
OBSESI : adalah ketekunan yang patologis dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat ditentang dan tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai dengan kecemasan.
KOMPULSI : adalah kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls yang jika ditahan menyebabkan kecemasan.
Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia, tetapi paling sering muncul di usia 7–17 tahun. Penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tidak bisa melawannya.
Penyebab dan Gejala OCD
Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya OCD, antara lain faktor genetik, perubahan pada senyawa kimia otak, dan pengaruh lingkungan.
OCD ditandai dengan gangguan pikiran yang menimbulkan kecemasan dan perilaku yang dilakukan berulang kali guna menghilangkan kecemasan tersebut. Sebagai contoh, penderita OCD yang takut terkena penyakit cenderung akan mencuci tangan secara berlebihan atau terlalu sering membersihkan rumah.
Gejala pasien gangguan obsesif–kompulsif mungkin berubah sewaktu–waktu tetapi gangguan ini mempunyai empat pola gejala yang paling sering ditemui, yaitu:
1. Kontaminasi : Obsesi ini nampak dimana si penderita berusaha untuk selalu membersihkan atau menghindar dari objek yang dirasa terkontaminasi, misalnya feces (kotoran manusia/binatang), urine, debu, atau kuman.
2. Keraguan Patologis : Obsesi ini biasanya diikuti oleh kompulsi pemeriksaan berulang. Pasien memiliki keraguan obsesif dan merasa selalu merasa bersalah tentang melupakan sesuatu atau melakukan sesuatu.
3. Pemikiran yang Mengganggu, Obsesi ini biasanya meliputi pikiran berulang tentang tindakan agresif atau seksual yang salah oleh pasien.
4. Simetri, Kebutuhan untuk simetri atau ketepatan akan menimbulkan kompulsi kelambanan. Pasien membutuhkan waktu berjam – jam untuk menghabiskan makanan atau bercukur.
Pengobatan OCD dan Pencegahan OCD :
Pengobatan OCD bertujuan untuk mengendalikan gejala yang muncul, agar kualitas hidup penderitanya bisa membaik. Metode pengobatannya dapat berupa terapi perilaku kognitif dan pemberian obat antidepresan.
Belum ada cara pasti yang dapat dilakukan untuk mencegah OCD. Namun, pemeriksaan dan penanganan lebih awal dapat mencegah gejala OCD makin memburuk.
(Hum-Iw)
Leave a Reply