DOKTER YANG “MBAYARI” BEROBAT PASIENNYA
Dr Lo Siauw Ging, sering disebut
Dokter Lo, meninggal di RS Kasih Ibu – Solo tempat beliau sakit dan dirawat, Selasa 9/1/2024.
“Aku datang untuk melayani, bukan dilayani..” kata dr. Lo Siaw Ging yg populer di Solo krn ia tdk pernah minta bayaran ke pasien bahkan biaya beli obat-pun terkadang dibayari oleh dr. Lo sendiri.
Ayahnya berpesan: “Jika ingin menjadi dokter jangan berdagang. Sebaliknya jika ingin berdagang, jgn menjadi dokter!”
Pemaknaan pesan sang ayah bagi dr. Lo : “Seorang dokter tdk boleh mengejar materi semata krn tugas dokter adl membantu org. Kalo hanya ingin cari untung, lbh baik jd pedagang. Jadi siapapun pasien yg datang, miskin/kaya, hrs dilayani dg baik. Ikhlas. Profesi dokter itu menolong org sakit bukan menjual obat!”
Selain dari ayahnya, Lo byk belajar dari Dr Oen: ”Ia tdk hanya pintar mengobati tp sederhana & jiwa sosialnya luar biasa”, katanya
Selain tdk minta bayaran, Lo juga membantu pasien yg tdk mampu menebus resep, juga pasien rawat inap di tempatnya bekerja, RS Kasih Ibu. Ia menulis resep & meminta pasien ngambil obat ke apotek tanpa hrs bayar. Pd akhir bulan, pihak apotek yg akan menagih uang kpd dr. Lo
Yg besarannya antara Rp 8-10 juta per-bulan. Jika biaya rawat besar, misalnya hrs operasi, Lo turun sendiri cari donatur. Bukan sembarang donatur, sebab hanya donatur yg bersedia tdk disebutkan namanya yg akan didatangi Lo.
Gaya bicaranya tegas. Kadang, ia memarahi pasien yg menganggap enteng penyakit: “Sampai skrg masih byk yg bersikap kyk gt. Memangnya penyakit itu bisa sembuh sendiri. Kalau sakit ya hrs segera dibawa ke dokter. Jgn bikin diagnosa sendiri..” ujarnya
Meski usianya sdh 89 tahun & bertongkat, Lo tdk byk mengurangi waktunya u/melayani pasien dari pagi – mlm
Puluhan tahun mjd dokter, bahkan direktur rumah sakit, hidup Lo tetap sederhana. Bersama Maria Gandi (istrinya), ia tinggal di rumah tua yg relatif tidak berubah sejak awal dibangun, kecuali hanya diperbarui catnya. Bukan rumah megah & bertingkat seperti umumnya rumah dokter
“Rumah ini sudah cukup besar u/ kami berdua. Kalau ada penghasilan yg lebih, biarlah u/mrk yg lebih membutuhkan. Kebutuhan kami hanya makan. Bisa sehat sampai usia skrg ini saja, saya sudah sangat bersyukur. Semakin panjang usia, semakin byk kesempatan u/membantu orang lain”
Mnrt Lo, istrinya memiliki peran besar terhadap apa yg ia buat. Tanpa perempuan itu, kata Lo, ia tdk akan bisa melakukan semuanya. “Maria itu perempuan luar biasa. Saya beruntung mjd suaminya,” ujar Lo ttg Maria Gan May Kwee (Maria Gandi), perempuan yg ia nikahi di thn. 1968
Th. 2020, dr. Lo mendapat penghargaan MURI
Teladan luar biasa bagi dunia “pelayanan medis”.
Semoga bisa diambil hikmah pelajaran dan suri teladan bagi generasi muda pengibar panji pelayanan kemanusiaan….
Leave a Reply