SEKILAS TENTANG VAKSINASI COVID-19
(dikutip dari berbagai sumber)
Secara umum, vaksin bekerja dengan merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap bakteri/virus penyebab penyakit tertentu. Sehingga apabila terpapar, seseorang akan bisa terhindar dari penularan ataupun sakit berat akibat penyakit tersebut.
Beberapa jenis vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan :
• Vaksin virus yang diinaktivasi atau dilemahkan, yang menggunakan bentuk virus yang telah diinaktivasi atau dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi masih menimbulkan respons sistem imun.
• Vaksin berbasis protein, yang menggunakan fragmen-fragmen protein atau rangka protein yang tidak berbahaya yang menyerupai virus COVID-19 untuk menghasilkan respons sistem imun dengan aman.
• Vaksin vektor virus, yang menggunakan virus yang telah direkayasa genetik sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menghasilkan protein coronavirus untuk menghasilkan respons sistem imun dengan aman.
• Vaksin RNA dan DNA, sebuah pendekatan canggih yang menggunakan RNA atau DNA yang direkayasa genetik untuk menghasilkan protein yang memulai respons sistem imun dengan aman.
Vaksin Sinovac
Indonesia saat ini sebagian besar menggunakan vaksin Sinovac, beberapa hal yang perlu difahami adalah :
1. Mendorong respons kekebalan tubuh
Vaksin Sinovac menggunakan virus yang diinaktivasi atau dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi masih menimbulkan respons sistem imun. Karena virus corona di vaksin Sinovac sudah mati, maka bisa disuntikkan ke tubuh manusia tanpa menyebabkan Covid-19. Begitu masuk ke dalam tubuh, beberapa virus yang tidak aktif ditelan oleh sejenis sel kekebalan yang disebut sel pembawa antigen.
Sel yang membawa antigen merobek virus corona dan memunculkan beberapa fragmen di permukaannya. Lalu, sel T dalam tubuh mendeteksi fragmen tersebut.
Jika fragmen cocok dengan salah satu protein sel, sel T menjadi aktif dan dapat membantu merekrut sel kekebalan lain untuk merespons vaksin.
2. Membuat antibodi
Jenis sel kekebalan lain, sel B juga dapat menghadapi virus corona yang tidak aktif. Sel B memiliki protein dalam berbagai bentuk, dan beberapa mungkin memiliki bentuk yang tepat untuk menempel pada virus corona.
Ketika sel B terkunci, ia dapat menarik sebagian atau seluruh virus dan menampilkan fragmen virus corona di permukaannya. Sel T membantu mencocokkan fragmen dengan sel B.
Jika cocok, sel B juga diaktifkan, berkembang biak, dan mengeluarkan antibodi untuk melawan virus corona.
3. Menghentikan virus
Setelah divaksinasi dengan vaksin Sinovac, sistem kekebalan tubuh dapat merespons infeksi virus corona hidup. Sel B menghasilkan antibodi yang menempel pada virus corona dan mencegah virus memasuki sel. Jenis antibodi lain dapat memblokir virus dengan cara lain.
4. Mengingat virus
Setelah divaksinasi, sistem kekebalan tubuh memiliki sel khusus yang disebut sel B yang mungkin menyimpan informasi tentang virus corona selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade.
Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.
Saat ini, Satgas Covid-19 berkata uji klinis vaksin Covid-19 dibatasi pada umur 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar Covid-19. Kelompok ini juga yang menjadi target awal vaksinasi. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan pada beberapa kandidat vaksin. “Selain itu, dikarenakan mayoritas kandidat vaksin di dunia saat ini baru diuji cobakan pada orang dewasa usia 18-59 tahun yang sehat, dan akan membutuhkan waktu uji klinis tambahan untuk bisa mengidentifikasi kesesuaian vaksin Covid-19 untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun dan dengan penyakit penyerta,” kata Satgas.
Sinovac – Bio Farma
Bio Farma dilaporkan akan memproduksi vaksin corona buatan Sinovac yang bernama CoronaVac di Indonesia. Berdasarkan data, Sinovac melakukan uji klinis terhadap dua kolompok usia, yakni dewasa (18-59 tahun) dan lansia (60 tahun ke atas). Vaksin Sinovac merupakan jenis vaksin yang dilemahkan/inaktivasi. Dalam uji klinis, vaksin diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu 14-28 hari. Laporan terbaru menyebut efikasi vaksin Sinovac yang diuji di Brazil sebesar 78 persen dan Turki sebesar 91 persen. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac diperuntukan untuk pencegahan.
Satgas Penanggulangan Covid-19 mengatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Badan POM, berdasarkan hasil uji klinis di Indonesia dan di luar negeri.
17 Kelompok masyarakat yang tidak bisa divaksin Covid-19 dari Sinovac (Dikutip dari Covid19.go.id)
Berikut kelompok masyarakat yang TIDAK BOLEH divaksin Covid-19 :
1. Memiliki riwayat konfirmasi Covid-19
2. Wanita hamil dan menyusui
3. Berusia di bawah 18 tahun
4. Tekanan darah di atas 140/90
5. Mengalami gejala ISPA seperti batuk/pilek/
sesak napas dalam 7 hari terakhir
6. Ada anggota keluarga serumah yang kontak
erat/suspek/konfirmasi/sedang dalam
perawatan karena penyakit Covid-19
7. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka
panjang terhadap penyakit kelainan darah
8. Menderita penyakit jantung (gagal jantung/
penyakit jantung koroner)
9. Menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/
Lupus/, Sjogren, vaskulitis, dan autoimun
lainnya)
10. Menderita penyakit ginjal
11. Menderita penyakit Reumatik Autoimun/
Rhematoid Arthritis
12. Menderita penyakit saluran pencernaan
kronis
13. Menderita penyakit Hipertiroid/hipotiroid
karena autoimun
14. Menderita penyakit kanker, kelainan darah,
imunokompromais/defisiensi imun, dan
penerima produk darah/transfusi
15. Menderita penyakit Diabetes Melitus
(dalam kondisi tertentu bisa diberikan
vaksin Covid-19)
16. Menderita HIV (dalam kondisi tertentu bisa
diberikan vaksin Covid-19)
17. Memiliki penyakit paru sepertu asma,
PPOK, TBC (dalam kondisi
tertentu bisa diberikan vaksin Covid-19).
Leave a Reply